BALI Tuan Rumah World Lake Conference 2016

Lebih mulia naik Vespa keliling danau  | foto SDLT/Rahmad
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan The 16th World Lake Conference atau Konferensi Danau Dunia ke-16 pada November 2016. Menurut Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Arief Yuwono, dalam konferensi yang akan berlangsung di Bali itu, Indonesia berkepentingan untuk menunjukkan komitmennya menyelamatkan danau dari kerusakan.

"Sejumlah danau di Indonesia menurun kualitas lingkungannya,” kata Arief dalam acara media briefing Gerakan Penyelamatan Ekosistem Danau di kantornya, Rabu 4 Maret 2015.

Konferensi Danau merupakan forum internasional untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan pengelolaan danau. World Lake Conference diinisiasi oleh International Lake Environment Committee Foundation (ILEC) yang bermarkas di Jepang. Pertama kali digelar di Shiga, Jepang pada 1984, WLC telah digelar 15 kali di berbagai negara, seperti Jepang, China, Argentina, Hungaria, Denmark, Kenya, India, Amerika Serikat dan Italia.

Menurut Arief, Indonesia memiliki lebih dari 800 danau bernilai ekonomi dan ekologi tinggi. Tak hanya masyarakat lokal yang mendapat manfaat dari danau, melainkan juga wisatawan dunia yang berkunjung. Namun, kini sejumlah danau dirundung masalah akut, seperti pencemaran limbah domestik, pencemaran dari keramba jaring apung, lahan kritis di hulu, dan penurunan keanekaragaman hayati. “Banyak pula danau yang permukaannya tertutup enceng gondok,” kata Arief.

Dalam kehidupan sehari-hari, danau memiliki banyak fungsi, mulai dari mata pencarian, mencukupi kebutuhan dasar seperti air dan ikan, pembangkit listrik tenaga air, sampai menjadi tempat pariwisata. Tapi, menurut Arief, fungsi-fungsi itu kian terancam karena adanya penurunan kualitas lingkungan danau. 

Untuk penyelamatan danau, menurut Arief, dibutuhkan komitmen berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. Sejak 2009 lalu telah dicapai kesepakatan 9 menteri untuk pengelolaan danau berkelanjutan dan penentuan danau prioritas nasional dana yang akan diselamatkan. Setidaknya telah ditetapkan 15 danau yang diprioritaskan untuk diselamatkan, seperti danau Toba, Minanjau, dan Rawapening. “Prinsip pengelolaannya adanya keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan hidup. Perlu sinergi para pemangku kepentingan,” kata dia.

Peneliti Pusat Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Gadis Sri Haryani mengatakan kerusakan danau telah menurunnya produksi ikan, pencemaran air danau, dan krisis air bersih. "Selamatkan danau sekarang atau tidak sama sekali," kata dia.

[AHMAD NURHASIM]
Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2015/03/04/061647159/indonesia-jadi-tuan-rumah-konferensi-danau-dunia-2016